Quotes

"Kunci kebahagiaan kita bukanlah pada peristiwa dan kejadian yang kita alami tetapi pada jendela yang kita gunakan untuk melihat dunia"
-Arvan Pradiansyah-

Minggu, 07 Desember 2014

Quiz 3

1. Apa yang dimaksud dengan silogisme? berikan contohnya! 
Apa itu silogisme? Silogisme adalah jenis penalaran deduksi secara tidak langsung. Silogisme merupakan penemuan terbesar dari ahli filsafat terkenal, Aristoteles Dalam pengertian umum, silogisme adalah suatu argument deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Silogisme adalah setiap penyimpulan tidak langsung, yang dari dua proposisi (premis-premis) disimpulkan suatu proposisi baru (kesimpulan). Premis yang pertama disebut premis umum (premis mayor) dan premis yang kedua disebut premis khusus (premis minor). Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan premis-premis yang ada. Jika premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga benar.
Dalam penerapannya, ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategoris, silogisme hipotesis, dan silogisme alternatif. 
  • Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis) kategoris.  
Contoh silogisme kategoris:
- Semua manusia adalah makhluk berakal budi (premis mayor)
- Afdan adalah manusia (premis minor)
- Jadi, Afdan adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)
  • Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis minornya merupakan pernyataan kategoris.  
Contoh silogisme hipotesis:
- Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)
- Hari ini tidak hujan (premis minor)
- Maka, saya akan kerumah paman (kesimpulan)
  • Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain.  
Contoh silogisme alternatif:
- Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)
- Kakek berada di Bantaeng (premis minor)
- Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)


2. Apa yang dimaksud dengan deduktif dan induktif? berikan contohnya!
  • Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus. 
Contoh:    Semua cincin mahal
                Oleh karena itu, cincin ini mahal
  • Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.
Analogi induktif adalah proses penalaran untuk menarik tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yang lain yang mempunyai sifat esensial yang sama. Kesimpulan analogi induktif tidak bersifat universal tapi khusus. Contoh:
Mangga 1: kuning, besar, matang, ternyata manis.
Mangga 2: kuning, besar, matang, ternyata manis.
Mangga 3: kuning, besar, matang, ternyata manis.
Mangga 4: kuning, besar, dan matang
Kesimpulannya tentu manis juga.

*Persamaan penalaran induktif dengan deduktif
Argumentasi keduanya terdiri dari premis-premis yang mendukung kesimpulan.
*Perbedaan penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif yang tepat akan punya premis-premis benar tapi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan.
Dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan, induksi biasanya mendahuli deduksi. Sedangkan dalam logika biasanya deduksi yang terutama di bicarakan lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan pikiran

 
3. Apa yang dimaksud dengan argumentasi? berikan contohnya!
Ada tiga persuasi:
Ethos – Keinginan terhadap karakter baik
Pathos – Keinginan terhadap emosi
Logos – Keinginan terhadap alasan
Definisi Argumentasi : Sekumpulan klaim yang membahas suatu masalah yang beberapa klaim memberikan alasan (premis) untuk mendukung klaim yang lain (kesimpulan).
Argumen adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.

Contoh :
- Semua manusia bisa mati. Socrates adalah manusia. Oleh karena itu Socrates bisa mati.
- Mr Jones telah bertugas di Senat AS selama dua belas tahun dan memiliki pengalaman yang luas dalam urusan luar negeri.  Anda harus mendukung dia untuk menjadi Presiden.
- Sidik jari John ada di senjata pembunuh. Rambut John ditemukan di lokasi pembunuhan. Korban pembunuhan adalah mantan John. Oleh karena itu,John adalah yang melakukan pembunuhan.


4. Apa yang dimaksud dengan falasi? berikan contohnya!
Falasi berasal dari fallacia atau falaccy dalam bahasa Yunani dan Latin yang berarti ‘sesat pikir’. Falasi didefinisikan secara akademis sebagai kerancuan pikir yang diakibatkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam menyusun data dan konsep, secara sengaja maupun tidak sengaja. Ia juga bisa diterjemahkan dalam bahasa sederhana dengan ‘ngawur’.
Falasi sangat efektif dan manjur untuk melakukan sejumlah aksi amoral, seperti mengubah opini publik, memutar balik fakta, pembodohan publik, provokasi sektarian, pembunuhan karakter, memecah belah, menghindari jerat hukum, dan meraih kekuasaan dengan janji palsu.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan kesalahan berfikir dan itu sering tidak disadari orang, baik orang yang berfikir sendiri, maupun orang yang mengikuti buah pikiran itu. Ini pun dalam logika dirumuskan dan diberi nama. Sebelum kamu memajukan hal-hal yang betul-betul merupakan kesalahan berfikir, kami sebut dulu dua hal yang sebetulnya bukan kesalahan, tetapi sering membingungkan dan disalahgunakan, untuk membawa orang lain ke konklusi yang salah.  

Contoh:
  • Fallacy of Hasty Generalization (Kekeliruan Karena Membuat Generalisasi yang Terburu-buru) 
Kekeliruan berfikir karena tergesa-gesa membuat generalisasi, yaitu mengambil kesimpulan umum dari kasus individual yang terlampau sedikit, sehinggga kesimpulan yang ditarik melampau batas lingkungannya.
  • Fallacy of Forced Hypothesis (Kekeliruan Karena Memaksakan Praduga) 
Kekeliruan berfikir karena menetapkan kebenaran suatu dugaan.
Contoh : Seorang pegawai datang ke kantor dengan luka goresan di pipinya. Seseorang menyatakan bahwa istrinyalah yang melukainya dalam suatu percekcokan karena diketahuinya selama ini orang itu kurang harmonis hubungannya dengan istrinya, padahal sebenarnya karena goresan besi pagar.
  • Fallacy of Begging the Question (Kekeliruan Kerna Mengundang Permasalahan) 
Kekeliruan berfikir karena mengambil konklusi dari premis yang sebenarnya harus dibuktikan dahulu kebenarannya.
Contoh : Surat kabar X merupaka sumber informasi yang reliable, karena beritanya tidak pernah basi. (Di sini orang hendak membuktikan bahwa surat kabar X memang merupakan sumber informasi yang dapat dipercaya berdasarkan pemberitaannya yang up to date, tanpa dibuktikan pemberitaannya memang dapat diuji kebenarannya atau tidak).
  • Fallacy of Circular Argument (Kekeliruan Karena Menggunakan Argumen yang Berputar) 
Kekeliruan berfikir karena menarik konklusi dari satu premis kemudian konklusi tersebut dijadikan premis sedangkan premis semula dijadikan konklusi pada argumen berikutnya.
Contoh : Ekonomi Negara X tidak baik karena banyak pegawai yang korupsi. Mengapa banyak pegawai yang korupsi? Jawabnya karena ekonomi Negara kurang baik.
  • Fallacy of Argumentative Leap (Kekeliruan Karena Berganti Dasar) 
Kekeliruan berfikir karena mengambil kesimpulan yang tidak diturunkan dari premisnya. Jadi mengambil kesimpulan melompat dari dasar semula.
Contoh : Ia kelak menjadi mahaguru yang cerdas, sebab orang tuanya kaya. / Pantas ia cantik karena pendidikannya tinggi.
  • Fallacy of Appealing to Authority (Kekeliruan Karena Mendasarakan pada Otoritas) 
Kekeliruan berfikir karena mendasarkan diri pada kewibawaan atau kehormatan seseorang tetapi dipergunakan untuk permasalahan di luar otoritas ahli tersebut.
Contoh : Bangunan ini sungguh kokoh, sebab dokter Haris mengatakan demikian. (Dokter Haris adalah ahli kesehatan, bukan insinyur bangunan).
  • Fallacy of Appealing to Force (Kekeliruan Karena Mendasarkan Diri pada Kekuasaan) 
Kekeliruan berfikir karena berargumen dengan kekuasaan yang dimiliki, seperti menolak pendapat/rgument seseorang dengan menyatakan:
Contoh : Kau masih juga membantah pendapatku. Kau baru satu tahun duduk dibangku perguruan tinggi, aku sudah lima tahun.
  • Fallacy of Abusing (Kekeliruan Karena Menyerang Pribadi) 
Kekeliruan berfikir karena menolak rgument yang dikemukakan seseorang dengan menyerang pribadinya.
Contoh : Jangan dengarkan gagasan dia tentang konsep kemajuan desa ini. Waktu ia menjabat kepala desa di sini ia menyelewengkan uang Bandes (Bantuan Desa).
  • Fallacy of Oversimplification (Kekeliruan Karena Alasan Terlalu Sederhana) 
Kekeliruan berfikir karena berargumentasi dengan alasan yang tidak kuat atau tidak cukup bukti.
Contoh : Kendaraan buatan Honda adalah terbaik, karena paling banyak peminatnya.
  • Fallacy if Irrelevent Argument (Kekeliruan Karena Argumen yang Tidak Relevan) 
Kekeliruan berfikir karena mengajukan argument yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang menjadi pokok pembicaraan. 
Contoh : Kau tidak mau mengenakan baju yang aku belikan. Apakah engkau mau telanjang berangkat ke perjamuan itu?

5. Apa yang dimaksud dengan critical thinking? berikan contohnya!
Berpikir kritis didefinisikan sebagai aktivitas disiplin mental untuk berfikir reflektif dan masuk akal untuk mengevaluasi argumen atau proposisi untuk mengambil keputusan apa yang harus dipercaya atau dilakukan. Berpikir kritis juga merupakan suatu kemampuan kognitif dan strategi yang meningkatkan kemungkinan hasil yang diharapkan, berpikir yang bertujuan, beralasan, dan berorientasi pada sasaran. Pemikiran ini mencakup pemecahan masalah, memformulasikan kesimpulan, menghitung kemungkinan, dan membuat keputusan.
Berpikir kritis tersusun atas kecenderungan perilaku (seperti rasa ingin tahu dan  pemikiran terbuka) dan keterampilan kognitif (seperti analisis, inferensi, dan evaluasi. 
 Ciri-ciri berpikir kritis:
1. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan terhadap kondisi yang ada.
2. Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi, dan konsekuensi yang logis.
3. Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang kompleks. Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang terarah, disiplin, terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja membutuhkan kemampuan komunikasi efektif dan metode  penyelesaian masalah serta komitmen untuk mengubah paradigm egosentris dan sosiosentris kita. 
Perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis:
1. Pemikir kritis
- Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi yang irelevan.
- Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan.
2. Bukan pemikir kritis
- Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama pentingnya
- Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti.

Contoh:
Saya akan mencoba menerapkan cara berpikir kritis ini saat saya menginterpretasikan data statistik:
1. Departement SDM sebuah perusahaan mengumumkan hasil penelitiannya bahwa 40% hari Ijin Cuti Sakit karyawan biasa mengambil hari Jum’at & Senin. Pertanyaan: Tindakan apa yang harus dilakukan manajemen menghadapi data ini?
2. Pada awal perang dunia I, peneliti menemukan tingginya jumlah tentara yang mengalami cedera kepala. Pada saat itu hampir semua tentara hanya mengenakan topi kain. Olehkarena itu selanjutnya pemerintah mengganti semua topi kain dengan topi baja. Namun ternyata hasil penelitian selanjutnya malah menemukan peningkatan sangat drastis dalam hal jumlah tentara yang mengalami cedera kepala. Pertanyaan: Bagaimana mereka menjelaskan data tersebut?
 
6. Apa yang dimaksud dengan logic? berikan contohnya!
Secara etimologi (bahasa) logika berasal dari bahasa Yunani data kata logika, kata sifat dari logos yang berarti kata atau pikiran yang benar, jadi kalau ditinjau dari segi bahasa semata ilmu logika adalah pengetahuan tentang berkata benar. Oleh karena itu dalam bahasa arab ilmu logika ini dinamakan ilmu mantiq yang berarti ilmu tentang bertutur kata yang benar.
Sedangkan menurut terminologi (istilah) ilmu logika adalah pengetahuan yang istematis sekaligus mempelajari tentang aturan-aturan dan hukum-hukum berpikir yang dapat mengantarkan manusia pada kebenaran berpikir.
Ada enam kegunaan ilmu logika :
1.  Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2.  Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3.  Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4.  Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
5.  Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta kesesatan.
6.  Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian. 

Contoh:
Contoh real-nya ketika seorang siswa atau peneliti melakukan metode ilmiah, maka pelaku ilmiah ini harus melakukan kegiatan ilmiah ini dengan berpikir secara logis, mulai dari saat pelaku ilmiah melakukan observasi/ pengamatan, merumuskan masalah, menyusun hipotesis, melaksanakan penelitian, mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data, hingga menarik kesimpulan. Seluruh proses kerja ilmiah tersebut harus dikerjakan berdasarkan prinsip yang logis, rasional, dan masuk akal agar dapat dipertanggungjawabkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar