1. Apa yang dimaksud dengan silogisme? berikan contohnya!
Apa itu silogisme? Silogisme adalah jenis penalaran deduksi secara tidak langsung. Silogisme merupakan penemuan terbesar dari ahli filsafat terkenal, Aristoteles Dalam pengertian
umum, silogisme adalah suatu argument deduktif yang terdiri dari dua
premis dan satu kesimpulan. Silogisme adalah setiap penyimpulan tidak
langsung, yang dari dua proposisi (premis-premis) disimpulkan suatu
proposisi baru (kesimpulan). Premis yang pertama disebut premis umum
(premis mayor) dan premis yang kedua disebut premis khusus (premis
minor). Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan premis-premis yang
ada. Jika premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga benar.
Dalam penerapannya, ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategoris,
silogisme hipotesis, dan silogisme alternatif.
- Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis) kategoris.
- Semua manusia adalah makhluk berakal budi (premis mayor)
- Afdan adalah manusia (premis minor)
- Afdan adalah manusia (premis minor)
- Jadi, Afdan adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)
- Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis minornya merupakan pernyataan kategoris.
- Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)
- Hari ini tidak hujan (premis minor)
- Maka, saya akan kerumah paman (kesimpulan)
- Hari ini tidak hujan (premis minor)
- Maka, saya akan kerumah paman (kesimpulan)
- Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain.
- Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)
- Kakek berada di Bantaeng (premis minor)
- Kakek berada di Bantaeng (premis minor)
- Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)
2. Apa yang dimaksud dengan deduktif dan induktif? berikan contohnya!
- Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive
approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau
lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan.
Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu
kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan
dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Contoh: Semua cincin mahal
Oleh karena itu, cincin ini mahal
- Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu
menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut
sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.
Analogi induktif adalah proses penalaran untuk menarik
tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yang
lain yang mempunyai sifat esensial yang sama. Kesimpulan analogi induktif tidak
bersifat universal tapi khusus. Contoh:
Mangga 1: kuning, besar, matang,
ternyata manis.
Mangga 2: kuning, besar, matang,
ternyata manis.
Mangga 3: kuning, besar, matang,
ternyata manis.
Mangga 4: kuning, besar, dan matang
Kesimpulannya tentu manis juga.
*Persamaan penalaran
induktif dengan deduktif
Argumentasi keduanya terdiri dari premis-premis yang
mendukung kesimpulan.
*Perbedaan penalaran
induktif dan deduktif
Penalaran induktif yang tepat akan punya premis-premis benar
tapi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan
kesimpulan benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan.
Dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan, induksi biasanya
mendahuli deduksi. Sedangkan dalam logika biasanya deduksi yang terutama di
bicarakan lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih penting untuk latihan dan
perkembangan pikiran
3. Apa yang dimaksud dengan argumentasi? berikan contohnya!
Ada tiga persuasi:
Ethos – Keinginan terhadap karakter baik
Pathos – Keinginan terhadap emosi
Logos – Keinginan terhadap alasan
Definisi Argumentasi : Sekumpulan klaim yang membahas
suatu masalah yang beberapa klaim memberikan alasan (premis)
untuk mendukung klaim yang lain (kesimpulan).
Argumen adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam
penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca.
Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan,
maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
Contoh :
- Semua manusia bisa mati. Socrates adalah manusia. Oleh
karena itu Socrates bisa mati.
- Mr Jones telah bertugas di Senat AS selama dua belas tahun
dan memiliki pengalaman yang luas dalam urusan luar negeri. Anda harus mendukung dia untuk menjadi
Presiden.
- Sidik jari John ada di senjata pembunuh. Rambut John
ditemukan di lokasi pembunuhan. Korban pembunuhan adalah mantan John. Oleh
karena itu,John adalah yang melakukan pembunuhan.
4. Apa yang dimaksud dengan falasi? berikan contohnya!
Falasi berasal dari fallacia atau falaccy dalam bahasa Yunani
dan Latin yang berarti ‘sesat pikir’. Falasi didefinisikan secara akademis
sebagai kerancuan pikir yang diakibatkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar
dalam menyusun data dan konsep, secara sengaja maupun tidak sengaja. Ia juga
bisa diterjemahkan dalam bahasa sederhana dengan ‘ngawur’.
Falasi sangat efektif dan manjur untuk melakukan sejumlah
aksi amoral, seperti mengubah opini publik, memutar balik fakta, pembodohan
publik, provokasi sektarian, pembunuhan karakter, memecah belah, menghindari
jerat hukum, dan meraih kekuasaan dengan janji palsu.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan kesalahan berfikir dan
itu sering tidak disadari orang, baik orang yang berfikir sendiri, maupun orang
yang mengikuti buah pikiran itu. Ini pun dalam logika dirumuskan dan diberi
nama. Sebelum kamu memajukan hal-hal yang betul-betul merupakan kesalahan
berfikir, kami sebut dulu dua hal yang sebetulnya bukan kesalahan, tetapi
sering membingungkan dan disalahgunakan, untuk membawa orang lain ke konklusi
yang salah.
Contoh:
- Fallacy of Hasty Generalization (Kekeliruan Karena Membuat Generalisasi yang Terburu-buru)
Kekeliruan berfikir karena tergesa-gesa membuat
generalisasi, yaitu mengambil kesimpulan umum dari kasus individual yang
terlampau sedikit, sehinggga kesimpulan yang ditarik melampau batas
lingkungannya.
- Fallacy of Forced Hypothesis (Kekeliruan Karena Memaksakan Praduga)
Kekeliruan berfikir karena menetapkan kebenaran suatu
dugaan.
Contoh : Seorang pegawai datang ke kantor dengan luka
goresan di pipinya. Seseorang menyatakan bahwa istrinyalah yang melukainya
dalam suatu percekcokan karena diketahuinya selama ini orang itu kurang
harmonis hubungannya dengan istrinya, padahal sebenarnya karena goresan besi
pagar.
- Fallacy of Begging the Question (Kekeliruan Kerna Mengundang Permasalahan)
Kekeliruan berfikir karena mengambil konklusi dari
premis yang sebenarnya harus dibuktikan dahulu kebenarannya.
Contoh : Surat kabar X merupaka sumber informasi yang
reliable, karena beritanya tidak pernah basi. (Di sini orang hendak membuktikan
bahwa surat kabar X memang merupakan sumber informasi yang dapat dipercaya
berdasarkan pemberitaannya yang up to date, tanpa dibuktikan pemberitaannya
memang dapat diuji kebenarannya atau tidak).
- Fallacy of Circular Argument (Kekeliruan Karena Menggunakan Argumen yang Berputar)
Kekeliruan berfikir karena menarik konklusi dari satu
premis kemudian konklusi tersebut dijadikan premis sedangkan premis semula
dijadikan konklusi pada argumen berikutnya.
Contoh : Ekonomi Negara X tidak baik karena banyak
pegawai yang korupsi. Mengapa banyak pegawai yang korupsi? Jawabnya karena
ekonomi Negara kurang baik.
- Fallacy of Argumentative Leap (Kekeliruan Karena Berganti Dasar)
Kekeliruan berfikir karena mengambil kesimpulan yang
tidak diturunkan dari premisnya. Jadi mengambil kesimpulan melompat dari dasar
semula.
Contoh : Ia kelak menjadi mahaguru yang cerdas, sebab
orang tuanya kaya. / Pantas ia cantik karena pendidikannya tinggi.
- Fallacy of Appealing to Authority (Kekeliruan Karena Mendasarakan pada Otoritas)
Kekeliruan berfikir karena mendasarkan diri pada
kewibawaan atau kehormatan seseorang tetapi dipergunakan untuk permasalahan di
luar otoritas ahli tersebut.
Contoh : Bangunan ini sungguh kokoh, sebab dokter
Haris mengatakan demikian. (Dokter Haris adalah ahli kesehatan, bukan insinyur
bangunan).
- Fallacy of Appealing to Force (Kekeliruan Karena Mendasarkan Diri pada Kekuasaan)
Kekeliruan berfikir karena berargumen dengan kekuasaan
yang dimiliki, seperti menolak pendapat/rgument seseorang dengan menyatakan:
Contoh : Kau masih juga membantah pendapatku. Kau baru
satu tahun duduk dibangku perguruan tinggi, aku sudah lima tahun.
- Fallacy of Abusing (Kekeliruan Karena Menyerang Pribadi)
Kekeliruan berfikir karena menolak rgument yang
dikemukakan seseorang dengan menyerang pribadinya.
Contoh : Jangan dengarkan gagasan dia tentang konsep
kemajuan desa ini. Waktu ia menjabat kepala desa di sini ia menyelewengkan uang
Bandes (Bantuan Desa).
- Fallacy of Oversimplification (Kekeliruan Karena Alasan Terlalu Sederhana)
Kekeliruan berfikir karena berargumentasi dengan
alasan yang tidak kuat atau tidak cukup bukti.
Contoh : Kendaraan buatan Honda adalah terbaik, karena
paling banyak peminatnya.
- Fallacy if Irrelevent Argument (Kekeliruan Karena Argumen yang Tidak Relevan)
Kekeliruan berfikir karena mengajukan argument yang
tidak ada hubungannya dengan masalah yang menjadi pokok pembicaraan.
Contoh : Kau tidak mau mengenakan baju yang aku
belikan. Apakah engkau mau telanjang berangkat ke perjamuan itu?
5. Apa yang dimaksud dengan critical thinking? berikan contohnya!
Berpikir kritis didefinisikan sebagai aktivitas
disiplin mental untuk berfikir reflektif dan masuk akal untuk mengevaluasi
argumen atau proposisi untuk mengambil keputusan apa yang harus dipercaya atau
dilakukan. Berpikir kritis juga merupakan suatu kemampuan kognitif dan strategi
yang meningkatkan kemungkinan hasil yang diharapkan, berpikir yang bertujuan,
beralasan, dan berorientasi pada sasaran. Pemikiran ini mencakup pemecahan
masalah, memformulasikan kesimpulan, menghitung kemungkinan, dan membuat keputusan.
Berpikir kritis tersusun atas kecenderungan perilaku (seperti
rasa ingin tahu dan pemikiran terbuka)
dan keterampilan kognitif (seperti analisis, inferensi, dan evaluasi.
Ciri-ciri berpikir
kritis:
1. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan
relevan terhadap kondisi yang ada.
2. Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi,
implikasi, dan konsekuensi yang logis.
3. Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu
masalah yang kompleks. Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi
yang terarah, disiplin, terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini
tentu saja membutuhkan kemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian masalah serta komitmen untuk
mengubah paradigm egosentris dan sosiosentris kita.
Perbedaan antara
pemikir kritis dan bukan pemikir kritis:
1. Pemikir kritis
- Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan,
memisahkannya dari informasi yang irelevan.
- Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi
masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan
yang relevan.
2. Bukan pemikir kritis
- Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi
sama pentingnya
- Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti.
Contoh:
Saya akan mencoba menerapkan cara berpikir kritis ini saat saya menginterpretasikan data statistik:
1. Departement SDM sebuah perusahaan mengumumkan hasil penelitiannya
bahwa 40% hari Ijin Cuti Sakit karyawan biasa mengambil hari Jum’at
& Senin. Pertanyaan: Tindakan apa yang harus dilakukan manajemen
menghadapi data ini?
2. Pada awal perang dunia I, peneliti menemukan tingginya jumlah
tentara yang mengalami cedera kepala. Pada saat itu hampir semua tentara
hanya mengenakan topi kain. Olehkarena itu selanjutnya pemerintah
mengganti semua topi kain dengan topi baja. Namun ternyata hasil
penelitian selanjutnya malah menemukan peningkatan sangat drastis dalam
hal jumlah tentara yang mengalami cedera kepala. Pertanyaan: Bagaimana
mereka menjelaskan data tersebut?
6. Apa yang dimaksud dengan logic? berikan contohnya!
Secara etimologi (bahasa) logika berasal dari bahasa Yunani
data kata logika, kata sifat dari logos yang berarti kata atau pikiran yang
benar, jadi kalau ditinjau dari segi bahasa semata ilmu logika adalah
pengetahuan tentang berkata benar. Oleh karena itu dalam bahasa arab ilmu
logika ini dinamakan ilmu mantiq yang berarti ilmu tentang bertutur kata yang
benar.
Sedangkan menurut terminologi (istilah) ilmu logika adalah
pengetahuan yang istematis sekaligus mempelajari tentang aturan-aturan dan
hukum-hukum berpikir yang dapat mengantarkan manusia pada kebenaran berpikir.
Ada enam kegunaan ilmu
logika :
1. Membantu setiap
orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus,
tetap, tertib, metodis dan koheren.
2. Meningkatkan
kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah kecerdasan
dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4. Memaksa dan
mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
5. Meningkatkan cinta
akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta
kesesatan.
6. Mampu melakukan
analisis terhadap suatu kejadian.
Contoh:
Contoh real-nya ketika seorang siswa atau peneliti melakukan
metode ilmiah, maka pelaku ilmiah ini harus melakukan kegiatan ilmiah
ini dengan berpikir secara logis, mulai dari saat pelaku ilmiah
melakukan observasi/ pengamatan, merumuskan masalah, menyusun hipotesis,
melaksanakan penelitian, mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis
data, hingga menarik kesimpulan. Seluruh proses kerja ilmiah tersebut
harus dikerjakan berdasarkan prinsip yang logis, rasional, dan masuk
akal agar dapat dipertanggungjawabkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar