Rabu, 24 Desember 2014
http://print.kompas.com/getattachment/f6e0b251-ee4d-4b8b-b716-abae5afd0003/20141223EKI-SOSOK-CHICCO,ph02 |
Berakting
harus siap jujur dan ikhlas. Jujur untuk mengungkapkan rasa dari hati
dan mewujudkannya dalam akting. Ikhlas untuk melepas sosok diri sendiri
untuk menjadi sosok lain yang diperankan.
Mengawali karier sebagai model, Chicco bermain dalam berbagai sinetron
sampai akhirnya meloncat ke layar lebar. Debutnya dalam film Cahaya dari Timur: Beta Maluku
tak disangka mengantarkannya pada penghargaan tertinggi yang diidamkan
insan film Indonesia, Piala Citra. Chicco meraih Citra untuk kategori
Pemeran Utama Pria Terbaik pada Festival Film Indonesia (FFI) 2014,
piala yang kemudian dipersembahkan kepada orang-orang Maluku yang sudah
dianggapnya sebagai saudara dan keluarga sendiri.
Cahaya dari Timur: Beta Maluku
mengisahkan upaya perdamaian di Maluku melalui sepak bola. Chicco
berperan sebagai Sani Tawainella, mantan pemain tim nasional U-15 yang
gagal menjadi pemain sepak bola profesional. Ia pulang kampung, lantas
menjadi tukang ojek. Keprihatinannya pada anak-anak yang terpapar
konflik agama di Maluku mendorongnya merekrut anak-anak itu untuk
berlatih sepak bola agar jauh dari situasi konflik berdarah. Sani sampai
pada situasi harus melatih anak-anak dari dua kelompok bertikai untuk
mengikuti kejuaraan nasional.
Untuk menghayati perannya, ia rela melepas ke-chicco-annya. Penyuka olahraga ini harus rela berhenti
olahraga dan banyak makan agar berat badannya naik 13 kilogram. Ia juga
menggelapkan warna kulit dan mengeriting rambut agar lebih ikal dan
semakin mendekati sosok Sani dalam kehidupan nyata. Demi memperoleh ”rasa” yang ia butuhkan, yakni sebagai
Sani yang orang Tulehu, Chicco sengaja tinggal di desa itu selama
sebulan. Total ia berada di sana selama tujuh bulan untuk observasi, workshop, dan shooting.
Chicco mengamati segala sesuatu tentang Sani, mulai dari dialek,
gerak-gerik, aktivitas, hingga caranya menjalin relasi dengan warga
sekitar, istri, dan anaknya.
Peran sebagai orang Maluku memberinya keluarga baru. Di Jakarta, setiap
kali bertemu orang Ambon, ia akan disapa dengan hangat. Selain diangkat
sebagai duta pariwisata Ambon, Chicco juga beroleh nama famili
Louhenapessy. Hingga kini, orang-orang yang pernah ditemui di tempat shooting masih rutin menyapanya via pesan pendek di telepon seluler.
Di sela kesibukannya, ia juga mengurus bisnis restoran thailand yang
dibuka sejak tiga tahun lalu. Pria penggemar kuliner ini berharap
semakin kritis dan tingginya tuntutan penonton akan memacu insan film
menghasilkan karya yang semakin berkualitas.
Biografi
♦ Lahir: Jakarta, 3 Juli 1984
♦ Pendidikan: Jurusan Advertising Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama), Jakarta
♦ Orangtua: Chana Jarumillinal dan Debby
♦ Film:
- Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014)
- Seputih Cinta Melati (2014)
♦ Sinetron:
- Cinta Bunga 1 (2007)
- Cinta Bunga 2 (2009)
- Bayu Cinta Luna (2009)
- Taxi musim 1 (2010)
- Taxi musim 2 (2010)
- Cahaya Cinta (2011)
- Putri Nabila (2012)
♦ Penghargaan:
- Model sampul majalah Aneka (2005)
- Nomine Best Actor SCTV Awards (2008)
- Nomine Best Actor SCTV Awards (2009)
- Nomine Best Actor Insert Awards (2014)
- Nomine Best Actor Piala Maya (2014)
- Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2014
Sumber : Harian Kompas
Penulis Artikel : Sri Rejeki
Oleh : Renanda Farah Diba Saqinah (1801444596)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar