Quotes

"Kunci kebahagiaan kita bukanlah pada peristiwa dan kejadian yang kita alami tetapi pada jendela yang kita gunakan untuk melihat dunia"
-Arvan Pradiansyah-

Kamis, 09 Oktober 2014

Lima Tahun, Yoyok Mengolah Kotoran Sapi Jadi Api





Rabu, 8 Oktober 2014 | 06:30 WIB


kompas.com/Firmansyah


   
Seorang Yoyok Sumardi yang berumur 31 tahun ini tampaknya sedang asik menyirami kandang dari kotoran sapi, air beserta limbah itu mengalir dan tertampung di sebuah bak semen berukuran 0,5 X 1 meter. Dari bak penampungan itu, terdapat pipa yang berukuran sedang telah tersambungkan dengan sebuah bak berbentuk lonjong yang terbuat dari fiber.

"Ayo kita nikmati kopi yang airnya dimasak dari gas kotoran sapi," kata Yoyok sumardi ketika dijumpai dirumahnya, di Kelurahan Lingkar Barat, RT 08, RW 3, Kota Bengkulu, Selasa (7/10/2014)

Yoyok Sumardi pun segera beranjak ke dapur. Kemudian Yoyok menyalakan kompor gas dan menjerang air. Tidak ada lagi bau kotoran sapi saat gas keluar dari kompor, dan apinya juga berwarna biru, lalu didekat kompor terdapat panel sederhana sebagai indikator gas. Nah, sambil menunggu air matang ia juga bercerita bahwa sudah lima tahun kelompok peternak sapi didaerah itu menggunakan bahan bakar gas dari kotoran sapi untuk kebutuhan rumah tangga mereka. Kelompok ternak sapi nya dinamakan :Muara Dwipa", dan ia merupakan salah seorang anggotanya.

Setelah jatuh bangun berorganisasi akhirnya kelompoknya dilirik pemerintah dan mendapatkan hibah pengolahan kotoran sapi menjadi gas. "Sejak saat itu ada 20 anggota kelompok semua beralih ke bahan bakar gas kotoran sapi, kata istri saya dapat menghemat pengeluaran hingga 20 persen per-bulan," cerita Yoyok sambil mengangkat air yang mendidih dari kompor. Yoyok juga mengatakan bahwa rata-rata anggota kelompoknya memiliki lima hingga enam ekor sapi. Gas tersebut didapat dari limbah kotoran sapi.

Kotoran sapi yang biasanya menumpuk setiap pagi dikandang, dibuat bak penampungan yang posisinya lebih rendah dari kandang sapi. Jadi, pagi hari saya tinggal semprot saja selang air ke lantai kandang sapi, kotoran pun berpindah ke bak penampungan," bebernya. Untuk satu gerobak sorong kotoran sapi dibutuhkan sekitar 100 liter air, setelah ditampung dibak penampungan kotoran tersebut diaduk menggunakan kayu dan didiamkan sekitar dua jam. Setelah itu, kotoran sapi akan berpindah ke tabung fiber dan menjadi gas. Gas pun dipakai untuk menyalakan api dikompor. Menurut dia, empat kubik kotoran sapi bisa digunakan selama empat jam proses pemasakan. Gas dari kotoran itu akan semakin baik saat musim panas, dan matahari akan mempercepat proses pembuatan gas. Lemahnya kalau musim hujan itu gas terkadang hanya sedikit, tapi ini bukan persoalan serius, hanya soal lamanya saja. Kalau musim panas gas bisa lama dipakai, namun musim hujan gas memang agak sedikit.

Yoyok mengakui dana untuk pembuatan alat tersebut memang terbilang tidak murah bagi dirinya. Untuk kapasitas empat kublik membutuhkan dana Rp. 35 juta, sedangkan untuk tujuh kubik memerlukan biaya Rp. 50 juta. Mahalnya ditabung fiber, namun kalau disiasati atau diakali dengan tabung yang kualitasnya sama dengan fiber saya rasa akan lebih murah, begitu juga dengan instalasinya," jelas Yoyok. Meski terbilang mahal dia mengatakan, umur penggunaan alat bisa mencapai 50 tahun. "Bayangkan 50 tahun kita tak perlu repot memikirkan bahan bakar, terserah mau gas elpiji naik berapa saja kita tenang saja," ujarnya terkekeh.

Sebelum menggunakan gas kotoran sapi, keluarga Yoyok menggunakan kayu bakar untuk memasak. "Meski menggunakan kayu bakar dari hutan dari ranting-ranting kan lama-lama habis juga pohon, itu kan merusak. kalau kotoran sapi tidak, justru hemat," ucap dia. Selain itu, sisa pengolahan gas bisa digunakan pupuk kompos. Ia menyebutkan, beberapa rekannya mulai menggunakan sisa kotoran sapi yang telah dimanfaatkan sebagai gas untuk dikelola menjadi pupuk kompos. Ia juga bersyukur sejak menggunakan teknologi tersebut keluarganya tak pernah lagi pusing memikirkan pengeluaran tambahan untuk membeli bahan bakar. bahkan, ia mengaku mulai melirik usaha pembuatan pupuk kompos.

Saat ini pengolahan kotoran sapi menjadi gas ini semakin diminati dibeberapa daerah Bengkulu. Yoyok mengatakan, dia dan beberapa anggota kelompok ternaknya sering diminta memberikan penjelasan dan penggunaan serta cara pemasangan alat pengolehan kotoran sapi hingga ke beberapa kabupaten lain didalam Provinsi Bengkulu.


Sumber : Harian Kompas
Penulis Artikel : Firmansyah
Oleh : Renanda Farah Diba Saqinah  (1801444596)

3 komentar:

  1. Blog ini bermanfaat dan memberi pengetahuan bahwa kotoran sapi selain digunakan sebagai pupuk organik dapat digunakan sebagai api.

    by: Radinda

    BalasHapus
  2. Memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat bahwa kalau ingin memasak tidak perlu mengeluarkan uang banyak tapi bisa menggunakan bahan ilmiah yaitu kotoran sapi. Nice post:)

    BalasHapus
  3. dengan membaca blog ini, kita dapat mengerahui manfaat dari kotoran sapi dan dapat dijadikan bahan bakar.

    BalasHapus